Senin, 14 Desember 2009

Kilas Balik Fakta Bom Bali I - 12 Oktober 2002 (bagian 1/2)

Oleh: Fauzan Al-Anshari *

Betulkah Australia Pelaku Bom Bali Sesungguhnya ?

Hakim yang memvonis mati Amrozi Cs telah mati duluan. Jaksa yang menuntut (Urip Tri Gunawan) kini dipermalukan kasus suap Rp 6 M. Siapa yang akan menyusul terhina berikutnya?


Tiga terpidana mati Amrozi Cs telah dipanggil Allah SWT. Tapi masih banyak orang belum mencermati secara jeli peristiwa itu. Tulisan berupa kilas balik ini sekedar mengingatkan Anda semua atas peristiwa itu.
Pulau Bali mempunyai nama lain sebagai pulau Dewata, karena memang dikaruniai oleh Alloh SWT memiliki keindahan panorama alam, khususnya panorama di pantai Kuta.

Karena keindahannya, tidak mengherankan jika para wisatawan selalu berdatangan silih berganti, baik wisatawan lokal (domestik) maupun turis asing. Karena banyaknya wisatawan asing, sampai-sampai ada tempat hiburan yang dikhususkan untuk para turis asing; Paddy’s Bar dan Sari Club.
Pada hari sabtu tanggal 12 Oktober 2002 menjelang tengah malam tiba-tiba sebuah bom meledak di Paddy’s Bar tempat para turis asing berpesta pora.

Seketika itu juga aliran listrik padam, sehingga sepanjang jalan Legian Kuta gelap gulita. Dalam hitungan detik sesaat kemudian muncul cahaya terang yang memancar membentuk awan, semburan api raksasa terlihat hampir bersamaan dengan terdengarnya ledakan dahsyat. Disusul dengan bom kedua di Sari Club, yang efeknya terdengar sampai radius puluhan kilometer, dan jaring-jaring bangunan berhamburan ke udara sampai 50 meter tingginya.


Indonesia tersentak, tak menyangka akan terjadi targedi Bom Bali I tersebut, sementara pemerintah Amerika – Israel – Australia dan pemerintah barat lainnya tidak kaget atau pura-pura kaget atas kejadian yang mengakibatkan sebagian warganya jadi korban. Sangat disayangkan, pemerintah Indonesia tidak segera mengambil sikap, tidak seperti pemerintah Amerika yang cepat membuat pernyataan “Amerika under Attack” (Amerika sedang diserang) yang langsung diikuti penutupan akses keluar dari Amerika, baik yang lewat udara maupun laut.

Sementara pemerintah Indonesia bingung, tidak tahu apa yang harus dan cepat dilakukan untuk melindungi rakyatnya. Pintu ke luar masuk, baik jalur udara maupun laut dibiarkan terbuka lebar, sehingga kalau ada dugaan keterlibatan pihak asing, maka barang-barang bukti akan lenyap dibawa lari ke luar negeri. Yang tersisa hanya bukti lokal, yang menyebabkan rakyatnya sendiri jadi korban tuduhan.


Lobang Besar Bekas Ledakan

Lobang Besar Bekas Ledakan



Bom jenis apa yang meledak di kedua tempat hiburan Paddy’s Bar dan Sari Club? Siapa yang pantas tertuduh sebagai pelaku utamanya? Para pembaca dipersilahkan untuk mengambil kesimpulan sendiri setelah membaca berita dan cara penanganannya.



Setelah bom meledak, dalam tempo 5 mikro-detik detonasi yang sangat dahsyat berupa gelombang tekan (shock wave) berkekuatan satu juta kaki perdetik membongkar jalan yang berada di depan Sari Club. Aspal, batu dan tanah dengan berat dua ton-an terlempar berhamburan ke udara, sementara tanah dan pasir berputar ke segala arah bak angin putting beliung, mampu memotong tubuh para turis menjadi seperti mie kwetiau.




Potongan-potongan tubuh manusia terserak sampai beberapa blok jauhnya, sedang yang berada pada radius demosili yang panjangnya 200-an meter akan tewas meski dengan tubuh utuh, tapi tulang belulangnya patah dan remuk redam bak bandeng presto.

Korban Ledakan yg kebanyakan Turis asing

Ledakan bom tersebut menewaskan 202 orang, melukai sekitar 300 orang, menghancurkan 47 bangunan, beberapa mobil terlempar ke udara sampai enam meter dan membakar ratusan mobil dari berbagai merk dan jenis. Potongan-potongan besi bangunan juga patah-patah dan bengkok oleh kuatnya tekanan ledak, kaca bangunan beterbangan ke segala arah, getaran akibat ledakan bom bisa dirasakan sampai radius 12 kilometer.

Belum juga pihak kepolisian Indonesia selesai mengadakan penyelidikan, tiba-tiba keluarlah beberapa pernyataan dan tuduhan dari pihak pemerintahan Barat. Presiden AS George Walker Bush sudah mendahului menuduh Al-Qaidah sebagai dalangnya, yang akan diamini oleh negara-negara barat yang lainnya. Sementara, Lembaga Studi Pentagon dan Israel menuduh Jamaah Islamiyah yang melakukannya.

Dengan munculnya beberapa pernyataan dari negara-negara kuat yang mendahului hasil penyelidikan pihak kepolisian, sudah barang tentu sangat mempengaruhi independensi dan obyektifitas proses penyelidikan kepolisian Indonesia. Cecaran negara-negara barat tersebut jelas membuat kepolisian Indonesia ketar–ketir dan ketakutan, karena merasa mendapat intervensi. Walau masih tetap melakukan proses penyidikan dan penyelidikan, tapi sudah tidak bisa mandiri lagi.
Perhatikan dari perkembangan pernyataan-pernyataan yang disampaikan pihak yang berkompenten :
Pertama, Pada hari awal pasca ledakan Tim Mabes Polri mengadakan kajian bersama dengan Tim FBI, sudah berani membuat pernyataan: “Berdasarkan efek ledakan bom, besar kemungkinan material yang digunakan dari jenis C-4,” kata Kabag Humas Polri Irjen Polisi Saleh Saaf. Pernyataan tersebut diperkuat oleh keterangan Kepala BIN AM Hendropriyono, “Ya, salah satu dari bom yang dipakai adalah C-4,” disampaikan saat berkunjung ke TKP tanggal 19 Oktober 2002.

Kedua, Mark Ribband seorang ahli dan praktisi eksplosif Inggris mengatakan kepada AFP (15/10/02): “Bom C-4 memang diproduksi oleh beberapa negara, tetapi produsen utamanya adalah AS dan Israel”. Dia menambahkan: “Meskipun relatif gampang dibawa dan mudah diselundupkan, bom plastik ini tak bisa diperoleh sembarangan pihak, selain amat sulit juga mahal”. Melihat dampaknya, dia percaya bom di Bali itu punya daya ledak yang luar biasa, kalau benar itu C-4, tentu itu C-4 yang amat powerfull.

Ketiga, Joe Vialls, ahli bom dan investigator independen yang bermukim di Australia punya pendapat yang berbeda. Menurut hasil investigasi dan analisanya, bom yang meledak di Bali itu lebih dari C-4. Menurutnya, C-4 itu hanya hebat di film-film Hollywood yang dibintangi Sylvester Stallone atau Bruce Willis. C-4 itu sebenarnya hanya lebih baik dari TNT. C-4 yang standar terbuat dari 91% RDX dan 9% Polyisobotciser dan daya ledaknya 1,2 kali lebih baik dari TNT. Yang pasti kata Joe Vialls: “Skenario bom C-4 tak bisa menjelaskan mengapa bom Bali menimbulkan cendawan panas dan kawah yang cukup besar.

Adanya cahaya dan cendawan panas setelah lumpuhnya aliran listrik serta munculnya kawah, bisa menjadi indikasi yang spesifik dari hadirnya senjata micronuclear. Sejumlah kalangan mempertanyakan tidak adanya radiasi sinar gamma dalam kasus tersebut. Karena radiasi gamma dan neutron tidak terdeteksi, mereka menyimpulkan tak mungkin ada mikronuklir di Bali. Sanggahan itu sekilas masuk akal, tapi sebenarnya menunjukkan kurangnya wawasan akan khasanah senjata nuklir”.

Keempat, Nuklir konvensional memang selalu menghasilkan radiasi radio aktif, sementara yang dipakai di Bali adalah mikronuklir non konvensional yang disebut SDAM (Special Demolition Atomic Munition). Dilengkapi reflector neutron, mikronuklir ini didesain sedemikian rupa hingga tidak sampai menghasilkan sinar gamma dan neutron yang gampang disidik oleh alat Geiger Counter, limbah yang dihasilkan SDAM itu berupa awan panas dan sedikit sinar alpha. Maka jika mendeteksi radiasi mikronuklir SDAM dengan menggunakan alat itu jelas salah alamat, pasti tak akan terukur adanya radiasi gamma dan neutron, kecuali memang di TKP terdapat bahan radioaktif Uranium.

Sedangkan bahan yang dipakai untuk membuat SDAM umumnya adalah Uranium 238 dan Plutonium 239. SDAM tidak meninggalkan jejak radiasi neutron dan atau sinar gamma, hanya menghasilkan panas dan sedikit pertikel alpha. Partikel itu tersedia dalam jumlah amat sedikit, sekitar satu partikel dalam radius dua meter. Itu pun bisa hilang atau tidak terdeteksi setelah TKP kena hujan, atau partikel terhirup oleh para korban yang telah dievakuasi dan diabukan di Australia. Persoalannya, para petugas kepolisian sudah kehilangan momen dan kesempatan untuk menjejak partikel alpha yang menjadi ciri khasnya.


Kelima, Kepala Staf TNI Angkatan Bersenjata (KSAD) Jenderal Ryamizard Riyacudu (kini sudah pensiun) mengatakan: “Saya yakin bahwa bom yang meledak di Bali adalah buatan luar negeri, dan bukan buatan orang Indonesia. Bom yang begitu dahsyat seperti itu tidak mungkin produk dalam negeri, itu pasti produk luar negeri”, ujarnya usai memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus Grup 2 dan Brigif 413 Kostrad di Markas Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Solo (12/11/02). Menurut Ryamizard, “Indonesia sampai saat ini belum mampu membuat bom Atom, bom Napalm, Mikronuklir atau sejenisnya. Tapi kalau ada orang kita yang disuruh saya tidak tahu, serahkan saja pada polisi. Tapi saya yakin ada orang luar yang terlibat,” jelasnya.


Keenam, Kapten Rodney Cox, seorang tentara Australia mengomentari kejadian meledaknya bom Bali. Dia menyaksikan langsung dahsyatnya bom tersebut, karena berada di dekat TKP, katanya: “Saya pernah mengikuti kursus Demosili, tapi tak pernah menyaksikan efek ledakan yang begitu hebat”.

Kesaksiannya yang cukup detail itu mengundang analisis lebih jauh terhadap identitas bom Bali. “Pernyataan listrik mati sebelum adanya kilatan cahaya pra ledakan telah menjadi petunjuk kuat dan tak terbantahkan, bahwa masa kritis dari suatu senjata mikronuklir telah tercapai” kata Joe Vialls.

Perhatikan Rongsokan Beton Besi yang berantakan pada bangunan yg bertanda merah - menunjukkan betapa dahsyatnya effect bom tersebut... (bom TNT??? No way)


Bom kecil di Paddy’s Bar hanya menimbulkan kerusakan lokal, 10 detik kemudian meledaklah bom ke-2 di Sari Club yang sangat dahsyat, menyebabkan seluruh aliran dan jaringan listrik di kota saat itu lumpuh total oleh pengaruh gelombang elektromagnetik SREMP (Source Region Electromagnetic Pulsa) yang dipancarkan mikronuklir pada titik kritisnya. Pulsa Elektromagnetik itu merambat melalui semua medium pada kecepatan cahaya (300.000 km/jam). Karena itu Kapten Cox menyatakan, bahwa listrik mati sebelum dia menyaksikan semburan api dan awan panas di atas permukaan jalan. Laporan yang disusun oleh Kapten Jonathan Garland, wartawan koran resmi Angkatan Bersenjata Australia itu rupanya telah membuat keki dan blingsatan pemerintah dan petinggi militer Australia. Mereka khawatir kesaksian itu akan menjadi blunder bagi Australia di masa depan, maka dengan memo seorang menteri, laporan dan kesaksian penting itu kemudian dihapus dari situs ARMY.
Polri Kurang Mandiri dan Tidak Konsisten Pada hari pertama pihak kepolisian Indonesia menduga kuat bahwa bom yang meledak di Bali dari jenis C-4, dugaan itu didasarkan pada efek ledakan yang dahsyat. Akan tetapi setelah kedatangan Tim Polisi Federal (Austalia Federal Police) Australia dan ASIO (Australia Secret Intelligent Organization) , pernyataannya jadi berubah-ubah. Katanya, bom yang meledak dari jenis RDX. Lalu berubah lagi, kata polisi dari jenis TNT. Bahkan Polda Jatim sempat keceplosan bicara, bahwa bom yang meledak di Bali itu mungkin bom karbit, hanya karena di sekitar TKP ditemukan bubuk potasium khlorat. Sungguh menggelikan.



Kalau saja Polri mampu mandiri dan tidak takut dengan tekanan dari pihak manapun, bekerja profesional, tidak terpengaruh (yang negatif) walau ada pihak luar ikut membantu menyelidiki, maka haqqul yakin kepolisian Indonesia akan mempunyai wibawa tinggi di mata dunia, dihormati dan dicintai rakyat karena mereka merasa terlindungi.

Sabtu, 05 Desember 2009

Fenomena alam yang tak lazim, biasanya muncul di daerah yang ditimpa bencana gempa bumi, tak terkecuali hal itu juga dijumpai pula di Padang, Sumatera Barat. Anomali yang diperlihatkan oleh alam ini terkadang muncul sebelum terjadinya gempa, atau pada saat terjadinya gempa, atau sesudah terjadinya gempa. Tak tertutup pula, muncul berturut-turut mulai dari sebelum gempa terjadi, dan selama terjadinya gempa, berlanjut ke masa sesudah terjadinya gempa.

Fenomena yang biasa muncul sebelum terjadinya gempa, salah satunya adalah ‘awan gempa’.
Awan yang biasa disebut juga dengan nama ‘awan Cirrostratus’ ini bentuknya berbeda memanjang seperti asap yang keluar dari pesawat.
Awan ini untuk wilayah tropis berada di ketinggian sekitar 6.000-18.000 meter di daerah permukaan laut.

Di Jepang, fenomena awan gempa ini disebut dengan nama ‘Kagida Cloud’ atau ‘Awan Kagida’. Awan ini dipakai sebagai salah satu isyarat tanda-tanda alam akan terjadinya gempa bumi, dengan perkiraan sumber gempa berada di titik paling tengah awan gempa tersebut.

Peristiwa fenomena awan gempa ini ditengarai muncul di beberapa wilayah-wilayah yang pernah dilanda gempa besar. Misalnya, diantaranya, tahun 1622 di Guyuan Ningxia, China. Lalu, tahun 1978 di Kanto Jepang awan ini muncul sehari sebelum terjadinya gempa. Selanjutnya, tahun 1995 di Kobe Jepang, awan ini muncul 8 hari sebelum terjadinya gempa yang dahsyat. Tahun 2006, awan ini juga muncul di langit kota Yogyakarta saat wilayah itu diguncang gempa yang dahsyat.
Sementara itu, sampai dengan saat ini, belum ada laporan tentang kemunculan awan gempa ini sebelum terjadinya gempa dahsyat yang mengguncang wilayah Sumatera Barat. Bisa jadi, kemunculan awan itu sebenarnya ada, hanya luput dari perhatian masyarakatnya saja.
Luputnya perhatian masyarakat itu adalah hal yang dapat dimaklumi, mengingat bagi sebagian kalangan Islam kelompok mazhab modernis, mengingat perilaku membaca tanda-tanda isyarat alam untuk praduga sebuah peristiwa itu seringkali ditanggapi dengan skeptis. Dianggap sebagai takhayul klenik yang melanggar akidah ajaran Islam, bahkan tak jarang perilaku mengamati gejala alam ini dicap sebagai salah satu ciri khasnya kelompok umat Islam yang bermazhab Ahlul Bidah Wal Jamaah dengan penyakit menahun TBC (Takhayul, Bidah, Khurafat) yang menjurus ke arah perilaku Syirik dan Musryik.

Sebagai catatan bahan perenungan, khusus soal yang berkait dengan fenomena astronomi, sesungguhnya Islam mengajarkan untuk melakukan Sholat Sunnat Gerhana saat terjadi fenomena gerhana bulan atau gerhana matahari.

Hal lainnya, khusus berkaitan dengan fenomena awan gempa ini pernah diteliti oleh para ilmuwan dengan metode ilmiah secara empiris berdasarkan pola-pola awan hasil pencitraan satelit. Hasilnya, dari 36 awan yang diteliti, 29 terbukti merupakan pertanda awal akan terjadinya gempa. Konfigurasi awan gempa ini berhubungan dengan fenomena Listrik Semesta (Electric Universe) termasuk juga di dalamnya fenomena aural, radio dan gangguan gelombang VLF (Very Low Frequency).

Fenomena formasi awan gempa ini di tahun 505-587 sudah pernah diamati dan dituliskan oleh orang India bernama Varahamihira. Pengamatannya itu ditulisnya dalam sebuah buku berjudul ‘Brihat Samhita’. Dalam buku itu dibahas beberapa isyarat gejala alam yang berkait pertanda bakal munculnya gempa bumi, seperti tanda awan, dan kelakuan binatang-binatang, pengaruh astrologi (baca : astronomi tentang letak posisi planet dan benda-benda langit terhadap bumi), pergerakan bawah air tanah, dan beberapa aspek terkait lainnya.

Kegemaran dalam mengamati gejala tanda isyarat alam ini, yang seringkali disebut orang sebagai kegemaran nggothak-nggathuke, di khazanah budaya masyarakat Jawa disebut sebagai ‘ilmu titen’ atau ‘ilmu niteni’. Titen atau niteni yang jika diterjemahkan secara garis besar berarti mengamati perilaku alam, lalu mengelompokkan dan menandai perilaku alam itu, selanjutnya kumpulan perilaku itu disimpulkan sebagai sebuah kesimpulan.

Terlepas dari perdebatan soal Takhayul, Bidah, Khurafat, ada fenomena aneh yang terjadi pada waktu sebelum terjadinya gempa bumi mengguncang daerah Minangkabau yang menganut sistem ‘Matriarkat / Matrilineal‘ dengan semboyannya ‘Adat bersendikan Syara dan Syara bersendikan Kitabullah’ ini.

Pada awal bulan Desember 2008 langit diatas kota Padang dijumpai fenomena aneh, yang sempat terekam dalam dokumentasi foto.Hari Senin malam sekitar pukul 19.30 WIB, bulan sabit laksana tersenyum di langit kota Padang.
Fenomena ini berlangsung sekitar beberapa jam lamanya.
Bulan sabit yang berada di tengah-tengah agak kebawah diantara dua planet itu seakan membentuk seraut wajah yang sedang tersenyum.

Posisi dan konfigurasi dari bulan sabit tersenyum ini tak lazim, sebab biasanya posisi bulan sabit itu berada di di samping tengah-tengahnya dua planet, yaitu Mars-Jupiter atau Venus-Merkerius.
Subhanallah, inikah cara Allah SWT menyapa dan memberikan isyarat kepada para hamba-Nya yang disampaikan-Nya melalui benda-benda langit yang notabene juga merupakan makhluk ciptaan-Nya ?.

Hal lainnya, yang terjadi pada saat berlangsungnya gempa, adalah suhu temperatur udara yang terasa panas, yang dirasakan melebihi hari-hari biasanya. Suhu udara yang panas tersebut diiringi dengan debu dan tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi daripada biasanya. Beberapa warga, dilaporkan juga merasakan perihal temperatur udara yang meningkat ini.

Memang, hujan juga mendatangkan kendala. Bisa dimaklumi, manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tak pernah puas, selalu mengeluh dengan apapun yang dianugerahkan oleh-Nya. Sehingga tak tertutup kemungkinan bahkan ada pula yang mengumpat dan mengeluhkan turunnya rahmat Allah ini. Namun, dibalik kendala akibat turunnya hujan, ada hikmah keuntungan yang lebih besar dibandingkan jikalau Allah SWT tak menurunkan rahmat-Nya berupa hujan.

Mungkin oleh sebab itulah, maka Allah SWT memerintahkan Malaikat Rahmat untuk menurunkan rahmat-Nya berupa hujan. Hal mana, hujan ini menurunkan suhu udara pasca gempa yang meningkat, serta membersihkan udara dari debu-debu yang berterbangan memenuhi udara kota.
Selain itu, ada fenomena lain yang dijumpai di langit diatas wilayah Sumatera Barat ini yang pada masa lalu pernah mencatat sejarah perjuangannya Tuanku Imam Bonjol dalam menegakkan ajaran Islam.
Beberapa saat sesudah terjadinya gempa, muncul 2 fenomena alam tak lazim yang terjadi. Yakni, fenomena ‘Halo’ atau ‘Lingkaran Halo’.
Pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009, sekitar pukul 11.00 WIB, langit Padang dihiasi fenomena unik, yakni matahari terlihat dikelilingi lingkaran seperti cincin pelangi.
Fenomena ini biasa disebut sebagai fenomena ‘halo’. Biasanya ini dijumpai pada saat bulan purnama atau pada saat matahari bersinar terang di siang hari.

Fenomena ini adalah sejenis fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya. Hal ini akibat dari refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh kristal es atau uap air yang berada dalam awan sirus, sehingga lingkaran cahaya itu menampilkan penampakan yang seakan-akan ada pelangi mengelilingi Matahari atau Bulan.


Fenomena halo ini sebenarnya bukanlah monopoli fenomena yang muncul saat suatu daerah sedang terkena gempa. Seringkali fenomena ini muncul di beberapa daerah yang tak terkena bencana gempa. Diantaranya, tercatat pernah terjadi di Bandung, Bogor, Jakarta pada tanggal 27 september 2007, kemudian di Makasar pada tanggal 29 oktober 2007, lalu di Padang pada tanggal 29 maret 2008.

Namun, fenomena halo yang berkait dengan refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh uap air, jika dikaitkan dengan fenomena awan gempa yang berkaitan dengan uap air, maka sangat bisa jadi kedua fenomena ini ada korelasi keterkaitannya.
Dalam arti kata, sangat bisa jadi akibat dari tumbukan lempengan kerak bumi yang mengakibatkan gempa, itu memicu meningkatnya temperatur suhu udara di lokasi, selanjutnya memicu peningkatan penguapan air, sehingga tercipta konsentrasi partikel uap air, lalu menimbulkan fenomena halo yang merupakan pembiasan cahaya matahari.

Sangat bisa jadi, awan gempa ini sesungguhnya telah muncul di langit kota padang, akan tetapi karena tipisnya awan itu maka tanda kehadirannya adalah lingkaran cahaya di sekeliling matahari, atau lingkaran halo.Diluar fenomena awan gempa, bulan sabit tersenyum, lingkaran halo, ada fenomena satu lagi yang tercatat dilaporkan terjadi di kota Padang beberapa saat setelah berlangsungnya gempa. Yaitu, kemunculan ‘awan berlafazkan huruf Allah’.
Sesaat seusai sholat Jumat pada tanggal 2 Oktober 2009, dilaporkan adanya awan yang membentuk huruf hijaiyah bertuliskan ‘Allah’ menghiasi langit di atas tanah Minang dimana dahulu pernah dilahirkan tokoh ulama besar, Buya Hamka.
Tentunya fenomena awan ini tak terkait dengan fenomena awan gempa.
Apakah ini cara Allah SWT menyapa para hamba-Nya ?.




Seakan Dzat Maha Tunggal dan Maha Berkehendak mengingatkan kepada para hamba-Nya bahwa segala yang terjadi di jagad raya ini, termasuk gempa, adalah tanda Kebesaran Kekuasaan-Nya ?.
Bahwasanya Anugerah dan Bencana adalah Kehendak-Nya ?.
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?… [QS. Ar-Rahman : 55 : 26-28].

Agama Islam mengajarkan bahwa disemua peristiwa tak ada yang lepas dari Kehendak dan Kuasa-Nya, dan di semua tindakan Allah SWT dalam peristiwa tersebut senantiasa meliputi seluruh dimensi dari sifat-Nya dan nama-Nya.Sesungguhnya, ilmu pengetahuan dan penalaran serta logika hamba-Nya tak akan pernah mampu menyibak semua Hikmah-Nya, kecuali hanya secuilnya saja.
Maka tak heran jika terdapat beragam pandangan atau pendapat yang saling bertentangan dalam memahami ssesuatu peristiwa, termasuk peristiwa gempa. Apakah gempa ini merupakan bencana ?, apakah bencana ini diturunkan-Nya sebagai bentuk kasih sayang atau ujian atau teguran atau peringatan atau azab atau murka-Nya ?.Boleh jadi untuk tujuan pelipur duka para korban, serta merta akan dikatakan bahwa gempa ini semata hanyalah ujian dari Allah SWT bagi para hamba-Nya.

Sangat bisa jadi, memang benar begitu. Namun sesungguhnya tak hanya dimensi ujian saja yang ada dibalik Kehendak-Nya melalui peristiwa gempa ini, sebab semua tindakan Allah SWT senantiasa meliputi seluruh dimensi yang merupakan pengejawahan dari sifat-Nya dan nama-Nya.

Ada dimensi dan aspek lainnya yang tak boleh dikesampingkan begitu saja. Jika itu dikesampingkan, maka para hamba-Nya akan kehilangan kesempatan bermuhasabah diri serta kesempatan meraih Hidayah dan Kasih Sayang-Nya yang menyertai peristiwa itu.

Betul bahwa ini adalah ujian dari Allah SWT kepada para hamba-Nya yang saleh agar istiqamah dan semakin menyakini keimanannya atas Kuasa dan Kehendak-Nya. Benar belaka bahwa ada teguran dari Allah SWT kepada para hamba-Nya yang sedang lalai agar segera bertaubat sehingga tidak berlarut-larut terseret dalam perbuataan maksiat dan dosa serta pelanggaran terhadap segala Hukum dan Peraturan-Nya.

Sangat benar bahwa ini adalah Kasih Sayang-Nya agar para hamba-Nya yang saleh terselamatkan dari nistanya dunia yang bergelimang maksiat dan dosa. Sangat betul bahwa ini adalah azab dari Allah SWT kepada para hamba-Nya yang durhaka dimana nyata-nyata melalaikan-Nya bahkan terang-terangan menantang Hukum dan Peraturan-Nya.

Oleh sebab itu, bertawakal dan iklhas ridho atas semua Kehendak dan Takdir-Nya diiringi tindakan bermuhasabah dan instrospeksi diri adalah cara terbaik dalam memaknai dan memahami peristiwa gempa ini.
Bagi mereka yang beriman dan merasa sudah soleh, tak pernah melakukan maksiat dan dosa, selalu taat dengan Hukum dan Peraturan-Nya, maka inilah Ujian dari-Nya sebagai wahana agar semakin meningkat derajat iman serta takwanya.

Bagi mereka yang beriman dan merasa sedang melalaikan-Nya, maka inilah Teguran dari-Nya sebagai wahana untuk segera melakukan taubatan nasuha mumpung masih diberi kesempatan sebelum ajal menjemputnya.Bagi mereka yang beriman yang telah dipanggilnya, maka inilah Kasih Sayang dari-Nya agar segala timbangan amal ibadah yang telah diperbuatnya selama ini tak akan terkurangi lagi oleh perbuatan maksiat dan dosa.

…Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripada itu melainkan dengan ujian itu Allah SWT menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagai mana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya… [HR. Bukhari dan Muslim]

…Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya… [QS. An-Anfal : 8 : 25].

Bagi mereka yang durhaka dan menentang serta melecehkan segala Hukum dan Peraturan-Nya, maka inilah Azab dari-Nya akibat dari segala kedurhakaannya.
…Bila perzinahan dan riba (penyelewengan) telah terang-terangan dilakukan oleh penduduk suatu negeri maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan bagi diri mereka untuk terkena azab Allah… [HR. Bukhari]

…Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya… [QS. Al-A’raaf : 7 : 96]

Tanpa mengurangi rasa simpati dan empati kepada mereka yang menjadi korban, baik yang meninggal maupun mereka yang terluka ataupun mereka yang kehilangan sanak saudaranya dan harta bendanya, barangkali gempa yang merupakan Kehendak-Nya ini dapat menjadi wahana untuk semakin meningkatkan diri baik dalam tingkat keimanannya dan amal ibadahnya maupun ketakwaannya.

Pada waktu yang lalu, di Aceh, yang biasa disebut sebagai Tanah Serambi Mekkah, diberikan-Nya peristiwa gempa disertai tsunami yang dahsyat.
Seusai itu, ada hikmah yang mampu dipetiknya, Insya Allah, terlihat ada perbaikan dalam tata masyarakatnya, ada peningkatan dalam iman takwa-Nya.Masyarakat Aceh yang religius seusai peristiwa dahsyat itu menjadi reda panasnya konflik yang melibatkan tindakan saling baku bunuh diantara saudara-saudara seiman Islam dan setanah air Indonesia.

Seusai peristiwa itu, Insya Allah, terlihat mulai ada usaha untuk semakin mematuhi Hukum dan Peraturan-Nya dalam tata masyarakatnya.Semoga peristiwa gempa di Ranah Minang yang masyarakatnya sangat religius dengan faham ‘Matriarkat / Matrilineal‘ dan memegang teguh prinsip ‘Adat bersendikan Syara dan Syara bersendikan Kitabullah’ ini dapat mengambil iktibar dan hikmah serta manfaatnya, sehingga semakin meningkat usaha untuk semakin mematuhi Hukum dan Peraturan-Nya dalam tata masyarakatnya.

.Sebagai catatan akhir, barangkali bagi kita semua, seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, perlulah melakukan muhasabah dan intropeksi diri, tak ada salahnya merenungkan peristiwa gempa ini.
Gempa memang merupakan peristiwa alam, namun apakah peristiwa alam ini tidak ada hubungannya dengan aspek Ketuhanan ?.

Sesungguhnya, Islam mengajarkan bahwa Allah SWT telah ridho dengan hukum-hukum alam yang merupakan Sunattullah-Nya. Namun, hukum-hukum alam tersebut merupakan hukum-Nya yang berada dibawah Kehendak-Nya dan Kemaha Kuasaan-Nya. Gempa merupakan peristiwa yang tetap tergantung kepada Kehendak-Nya dan Iradah-Nya.

Untuk itulah maka, mentafakuri segala peristiwa untuk mengambil hikmah dan manfaatnya dalam konteks bermuhasabah diri adalah suatu keniscayaan. Jika tidak ingin menyesal saat sudah berada di alam Barzah nantinya.Mumpung Allah SWT sedang memberikan kesempatan dengan melimpahkan Kasih Sayang-Nya agar menjadi kendaraan bagi para hamba-Nya semakin mendekatkan dirinya kepada-Nya.Gempa kali ini terjadi pada jam 17.16 WIB, selanjutnya ada gempa susulan pada jam 17.58 WIB. Esoknya terjadi gempa di Jambi pada jam 8.52 WIB.Jika kita buka Al-Qur’an, maka kita akan menemui ayat yang berkaitan dengan angka jam-jam tersebut diatas adalah sebagai berikut :

…Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya… [QS. Al Israa’ : 17 : 16]

…Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz)… [QS. Al Israa’ : 17 : 58]

…(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya…[QS. Al Anfaal : 8 : 52]

Tak ada artinyakah semua rentetan peristiwa bencana beruntun susul menyusul ini ?.
Tak cukupkah Tsunami Aceh, disusul Gempa Yogya, ditimpali jebolnya tanggul Situ Gintung, dilanjutkan Gempa Tasikmalaya, diteruskan Gempa Jambi, termasuk beruntunnya kecelakaan pesawat terbang alutsistanya militer maupun angkutan sipil, sering terjadinya kecelakaan Kereta Api, tak sedikit Kapal Laut yang karam, kebakaran hutan selalu terjadi, kebanjiran menjadi langganan, kekeringan tak juga berkurang, wabah penyakit merebak, serta cerita nestapa dan duka lara lainnya ?.

Akankah itu semua belum cukup untuk menggugah kesadaran kita agar mulai berusaha lebih taat untuk menjauhi larangan-Nya serta lebih patuh kepada perintah-Nya dan Hukum Peraturan-Nya ?.
Ataukah kita tak perduli dan tak mau mentafakurinya ?. Lalu menganggap semua ini hanya sebuah kebetulan yang sekadar sebuah kebetulan semata saja, tanpa pesan ada yang Allah Swt sampaikan dalam peristiwa ini ?.
Bahkan kemudian mentuhankan nalar logika terbatas kita sebagaimana dahulu kaum kafir menertawakan dakwah ajaran Islam yang diwahyukan melalui Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW ?.
Semua itu berpulang kepada diri kita masing-masing. Akan tetapi perlulah kita senantiasa ingat bahwa Allah SWT adalah Maha Rahman dan Maha Rahim, namun siksa Allah SWt sangatlah pedih.

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya… [QS. An-Anfal : 8 : 25].
Akhirulkalam, ada dosa yang kita pikul akibat tidak menjalankan kewajiban Fardhu Ain, namun ada pula dosa yang harus kita pikul sebagai akibat dari umat Islam lalai menjalankan kewajiban Fardhu Kifayah.










Wallahulambishsawab.

Jumat, 04 Desember 2009

BENCANA TOPAN BADAI TERDAHSYAT

Selasa, 21 April 2009
Bencana Topan Badai Terdahsyat



Dunia mencatat beberapa bencana topan badai terdahsyat yang terjadi di dunia. Entah kenapa negeri paman Sam lah yang paling sering merasakan akibat dari bencana mengerikan ini. Kota-kota pantai di Amerika memang dikenal sebagai lokasi dimana sering terjadi bencana tornado dan topan badai. Karena seringnya mengalami bencana ini masyarakat disana sudah selalu siap bila ada peringatan datangnya bencana ini.




Dengan teknologi yang canggih bencana ini dapat diprediksi dengan baik sehingga setidaknya angka korban dapat ditekan tapi kadang-kadang persiapan yang baik saja tidak cukup. Dalam dekade terakhir dunia mencatat ada dua topan badai dahsyat yang menyerang kota-kota pantai Amerika. Topan Badai Ike Bencana 13 hari ini menelan 114 korban jiwa dengan kerugian 10 miliar dollar.




Kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat itu masih membekas dalam ingatan warga Amerika. Topan Ike tidak saja meluluhlantakkan kota-kota di Amerika, tapi juga Kuba, hingga Haiti. Gambar topan Ike tanggal 10 September 2008, diambil oleh kru International Space Station dari ketinggian 220 mil.



Topan Ike menerjang pemukiman padat pantai Texas dekat Houston pada pagi 13 September 2008 yang diikuti dengan ombak besar, tiupan angin yang dahsyat, dan hujan yang mengakibatkan banjir besar di wilayah sepanjang teluk Meksiko dan melumpuhkan kota terbesar keempat di Amerika Serikat itu.



(NASA/Handout) Gambar yang diambil tanggal 8 September 2008 oleh US Navy. Banjir melanda pemukiman di Port de Paix, Haiti setelah 4 badai menyerang dalam sebulan dan memakan 800 korban jiwa.(Emmitt Hawks/U.S. Navy via Getty Images) Gelombang yang menghantam sebelum badai menenggelamkan Galveston Island, Texas, dan kebakaran menhancurkan pemukiman sepanjang pantai ketika topan Ike mendekat Jumat, 12 September 2008.(David J. Phillip)



Pemukiman dan perkantoran di Clear Creek Channel, Seabrok dikepung banjir dari teluk Galveston hari Sabtu 13 September 2008 setelah topan Ike melewatinya hingga malam pada kategori badai tingkat 2. (Kevin M. Cox) Banjir di jalan raya 523 hingga pantai Surfside karena topan Ike, Texas 12 September 2008.(Carlos Barria) Satu-satunya rumah yang masih berdiri di tengah reruntuhan akibat topan Ike 14 September 2008 di Gilchrist, Texas.



Banjir yang mebikuti topan Ike dilaporkan mencapai kedalaman 8 feet mengakibatkan kehancuran sepanjang pantai Texas.(David J. Phillip-Pool/Getty Images) 14 September 2008 di Crystal Beach, Texas.(DAVID J. PHILLIP/AFP/Getty Images) 14 September 14 2008 di Galveston, Texas. (Scott Olson/Getty Images) Minggu 14 September 2008 di Orange, Texas.



Topan Ike membuat sungai Sabine meluap dan menggenangi kota.(Tony Gutierrez) Kerusakan di depan JP Morgan Chase Tower setelah topan Ike melewati kota 13 September 2008 tengah malam di Houston, Texas.(Mark Wilson/Getty Images) Tim SAR melalui banjir di sepanjang daerah Sabine Pass di Port Arthur, Texas, 14 September 2008.(Eric Gay).



Akibat bajir yang mengikuti topan Ike, Minggu, 14 September 2008, di Orange, Texas.(Tony Gutierrez) Kebakaran sebuah rumah yang tak terkendali di tengah kepungan banjir akibat topan Ike, 12 September 2008 di Galveston, Texas.(Matt Slocum).


Badai Katrina Tragedi ini tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata dimana respon pemerintah pada awalnya sangat memalukan. Kombinasi kurangnya peringatan dan persiapan serta respon yang lambat dalam menghadapi salah satu badai paling besar dalam sejarah Amerika telah menciptakan epik bencana yang banyak dikritik karena penanganannya yang buruk oleh pemerintahan Bush maupun federal.



Menjelang terjadinya bencana itu, National Weather Service pada tanggal 28 Agustus 2005 pagi hari memperingatkan bahwa topan Katrina bisa berubah dari badai kategori 1 yang relatif lemah menjadi monster badai tropis berkategori 5 dan sedang bergerak memutar tepat menuju ke New Orleans. Sepuluh ribu mengungsi, luka, dan kehilangan rumahnya; ribuan lainnya masih tinggal di rumah-rumah sementara dari LSM.



Katrina menerjang pada kategori badai tingkat 5 dengan diikuti tiupan angin dengan kecepatan 175mph (mile per hour) dan menyebabkan gelombang besar yang membuat tanggul-tanggul jebol. Hampir seluruh kota dikepung banjir, 20.00 orang mengungsi di Superdome tanpa supply yang cukup dan 30.000 lainnya mencoba keluar dari kota.



Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan New Orleans berubah menjadi cerita mengerikan dari sebuah pemerintahan yang terlantar. Kota yang mereka tinggalkan hampir terhapus dari peta karena topan Katrina yang menerjang area hingga 90.000 mil persegi di Louisiana, Missisipi, dan Alabama. Lebih dari 1300 orang tewas dan mayat-mayat mereka masih ada yang belum dipindahkan hingga 8 bulan kemudian.



Kerugian ditaksir mencapai 200 miliar dollar, bahkan bisa bertambah hingga 300 miliar dollar. Image satelit badai Katrina Sebuah jalan jembatan yang menghubungkan kota hancur akibat badai Katrina Sebuah rumah di Louisiana sampai terbang dan melintang di tengah jalan sementara lingkungan di sekitarnya luluh lantak.


 Jembatan yang terputus disapu badai Katrina. Bayangkan dahsyatnya badai Katrina sampai-sampai kapal segede ini bisa terlempar ke daratan. Lihat selengkapnya gambar-gambar bencana badai Katrina ini di sini.



Bencana topan badai dan tornado di Amerika Serikat pada beberapa dekade ini semakin meningkat frekuensinya meski masih bisa diprediksi. Para ahli memperkirakan global warming adalah biang keladi dari segala bencana ini. Global warming membuat iklim dunia berubah-ubah menjadi sesuatu yang tidak bisa ditebak dan seperti bom waktu yang bisa mengancam kehidupan manusia di muka bumi.



Ironisnya Amerika Serikat sampai saat ini belum mau meratifikasi Protokol Kyoto yang mencoba mengurangi dampak dari global warming dan seperti kita ketahui Amerika Serikat sampai saat ini masih merupakan negara penyumbang polusi industri dan kendaraan bermotor tertinggi di dunia. Apakah ini karma buat negara adidaya ini?



 Entahlah, yang jelas setelah topan badai Ike di penghujung tahun 2008 berlalu, Amerika Serikat kembali dihantam oleh badai krisis ekonomi yang menyebabkan banyak perusahaan bangkrut dan puluhan ribu bahkan mungkin nantinya ratusan ribu orang kehilangan pekerjaannya. Ok, setelah om Bush pergi dengan dihiasi lemparan sepatu, harapan diletakkan pada pundak om Obama untuk mau peduli dengan lingkungan atau jika tidak, mungkin karma ini akan terus berlanjut...

GEMPA TASIKMALAYA




Gempa 7,3 Skala Richter yang dipastikan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Indonesia memang tidak menimbulkan gelombang tsunami. Namun, gempa sekitar pukul 14.50 WIB yang berpusat di Tasikmalaya, Jawa Barat, cukup membuat seluruh warga di Tasikmalaya panik.


Aku sendiri sedang beristirahat di rumah (indihiang) setelah pulang dari Bintek Internet yang diadakan oleh Bapeda Kabupaten Tasikmalaya siang tadi.




Subhanalloh. Sungguh goncangannya tidak akan dapat kulukiskan dengan baik disini. Rumah-rumah seolah perahu yang berada di atas gelombang lautan. Kepanikan luar biasa terjadi. Seisi rumah berhamburan keluar dengan segera sambil melafalkan kalimat Allahu Akbar....... Tetangga-tetangga lainnya juga berhamburan mencari tempat terbuka agar selamat dari timpaan reruntuhan bangunan.

Bumi bergoyang-goyang dalam beberapa saat. Bayangkan saja, yang pertama saja lebih dari sepuluh detik. Apalagi secara geograpis, letak Tasikmalaya berada di bawah bayang-bayang gunung Galunggung. Dan kami mengira, bahwa akibat Gunung Galunggunglah gempa itu terjadi.




Segera, "insting jurnalisku" berbicara. Kuambil kamera digitalku. Dan segera meluncur ke pusat perkotaan. Di sepanjang perjalanan, orang-orang bergerombol dengan cerita yang dibawa masing-masing. Rata-rata wajahnya pucat pasi meskipun sesekali juga terulas senyum. Senyum yang penuh arti; bahwa mereka selamat dari kejadian luarbiasa ini.

Tapi bagi sebagian orang lainnya, mungkin tak seberuntung itu. Termasuk juga keluargaku. Rumah orang tuaku yang berada di sekitar Kampung Pagaden, Desa Gunung Tandala, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya roboh juga sebelah dindingnya. Belum tetangga-tetangga lainnya. Diperkirakan rumah yang terkena imbas gempa ini, hanya di RT 04 RW 01 saja, lebih dari 50 rumah dalam berbagai kondisi. Mulai dari kerusakan ringan sampai berat.




Tidak hanya rumah-rumah penduduk saja, atau toko-toko di pusat kota saja, bahkan gedung-gedung pemerintahan pun tak luput dari terjangan monster kasat mata ini. Bale Kota Tasikmalaya, Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, dan beberapa diantaranya juga rusak. Dan yang pasti, kepanikan dahsyat terjadi di Rumah Sakit-Rumah Sakit Umum. Pasien-pasien begitu histeris. Salah satunya di RSU Jasakartini. Pasien-pasien dievakuasi secara darurat di komplek perkantoran militer, di lapang upacara Kodim 0612 Tasikmalaya.

Sungguh cobaan yang sangat berat di tengah-tengah kepayahan masyarakat Muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh maghfirah ini. Semoga tiada korban jiwa yang menyertainya. Cukup harta saja. Atau jika pun harus ada korban jiwa, tak sebanyak yang diperkirakan sebelumnya. Mengingat gempa ini dikatakan sebagai gempa yang berkekuatan lebih besar ketimbang yang terjadi di Yogyakarta beberapa tahun silam. Dan semoga semua orang yang merasakan atau menyaksikan kejadian ini selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Amin.........




sumber:

Lapindo dan Lingkungan

Lingkungan
Dunia Esai
Kumpulan esai, makalah, dan artikel dalam Bahasa Indonesia




Siapa sesungguhnya yang memulai ide (pencarian alasan) bahwa penyebab Lumpur Lapindo adalah gejala alam?
Bukankah sebuah korporasi jika ingin melakukan eksploitasi pengeboran seperti Lapindo harus memiliki data awal
geologi? Bukankah pula data awal geologi itu sesuatu yang wajib? Jika memang data awal geologi itu diabaikan, harga,yang harus dibayar Lapindo adalah bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan dampak lumpur Lapindo.

Aneh memang,secara de facto Lapindo mengakui bahwa penyebab semburan lumpur panas itu adalah mereka. Buktinya,mereka mau membayar ganti rugi sebagian. Bahkan, mereka berjanji akan membayar secara berangsur. Namun, mengapa Lapindo berusaha melakukan pembenaran diri secara de jure?

Subjektivitas Pengadilan
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diketuai Wahjono menolak gugatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) terhadap pihak yang terkait semburan lumpur di lingkungan PT Lapindo Brantas. Majelis hakim menilai semburan lumpur di lingkungan PT Lapindo Brantas merupakan fenomena alam.
”Fenomena alam bukan perbuatan melawan hukum,” kata hakim Wahjono dalam persidangan di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, Kamis (27/12). Pertimbangan hakim diambil dari beberapa keterangan saksi ahli yang dihadirkan dalam persidangan. Beberapa saksi ahli dari pihak Lapindo, antara lain Sukendar Asikin dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Agus Kuntoro, menyebutkan bahwa semburan itu bukan terjadi akibat pengeboran PT Lapindo Brantas.

Sementara itu,saksi ahli dari pihak Walhi, yakni mantan ketua investigasi penanggulangan lumpur Lapindo Rudi Rubiandini, menyatakan bahwa semburan lumpur disebabkan kelalaian dalam proses pengeboran oleh Lapindo Brantas.Jika diasumsikan benar bahwa penyebab lumpur Lapindo adalah fenomena alam (bencana), mengapa hakim tidak menelusuri proses pembuatan izin operasi Lapindo Brantas? Apakah Lapindo Brantas mendapatkan izin sesuai dengan prosedur hukum? Apakah Lapindo Brantas telah melakukan studi kelayakan (feasibility study) tentang potensi bencana? Jika tidak melakukan studi kelayakan atau proses pembuatan amdal secara benar,apakah itu bukan tindakan melawan hukum? Sampai saat ini, masyarakat tidak tahu siapa dan kapan pembuatan amdal Lapindo Brantas.

Padahal,proses pembuatan amdal sesuai amanat konstitusi harus terbuka ke publik dan melibatkan masyarakat yang berkepentingan. Proses pemilihan atas masyarakat yang berkepentingan pun diatur konstitusi. Namun alangkah janggalnya jika penyebab lumpur Lapindo adalah fenomena alam. Bagaimana proses terjadinya? Jika benar disebabkan fenomena alam,mengapa pipanya yang bocor? Mungkin saja argumentasinya, pipa sebagai pemicu.Mengapa proyek dijalankan di wilayah potensi bencana? Salah satu bukti valid Lapindo Brantas tidak bekerja sesuai prosedur adalah ketika pipa mengalami kebocoran dan penanganannya tidak sesuai dengan dokumen yang ada.

Semestinya, jika pipa bocor,penanganan harus sesuai dengan dokumen amdal. Yang terjadi adalah penanganan sesuai dengan “selera”.Atau apa yang sedang terpikirkan para ahli, itulah yang dilakukan Lapindo Brantas.Bukankah kelalaian ini merupakan tindakan melawan hukum? Hal yang paling mengherankan dalam kasus Lapindo adalah keberpihakan pemerintah. Dalam hukum lingkungan dikenal instrumen strict liability. Strict liability alias tanggung jawab mutlak memang diatur UU Lingkungan Hidup.Dengan kata lain, perusahaan yang menimbulkan dampak besar dan penting bagi lingkungan harus bertanggung jawab secara mutlak atas kerugian yang ditimbulkannya.

Jika kita lihat sikap pemerintah dalam kasus Lapindo, hal itu akan menjadi preseden buruk bagi masa depan
pengelolaan lingkungan. Dalam kasus Lapindo, dampak seperti rusaknya infrastruktur dan biaya penanganan (termasuk biaya bagi Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) ditanggung pemerintah.Pembuatan nama Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (bukan lumpur Lapindo) telah menunjukkan keberpihakan pemerintah.Pemerintah kelihatannya sejak awal telah berusaha menggiring opini publik bahwa semburan lumpur Lapindo adalah murni bencana alam.

Pemerintah tidak melihat bahwa dampak sikap pemerintah ini telah meluluhlantakkan teoriteori dalam ilmu lingkungan.
Sikap pemerintah itu telah menghancurkan teori-teori yang dipelajari kaum akademisi seperti administrasi lingkungan,ekonomi lingkungan,hukum lingkungan, manajemen lingkungan, prinsip ekologi.
Pemerintah melakukan penanganan dari aspek kepentingan politik pemerintah semata.Untuk apa akademisi belajar ilmu lingkungan jika tidak diterapkan di masyarakat? Lebih menyedihkan lagi ketika penanganan diberikan ke perguruan tinggi dengan cara setengah hati. Melihat bahwa penanganan lumpur Lapindo dan penegakan hukum kasus Lapindo akan berpengaruh terhadap masa depan pengelolaan sumber daya alam (SDA) di negeri ini,pemerintah harus bersikap
tegas.

Menjadi bangsa apa negeri ini jika seluruh kasus korporasi yang merugikan masyarakat ditanggung oleh pemerintah? Tidakkah janggal jika dampak Lapindo dibiayai pemerintah, korporasi lain yang juga merugikan masyarakat ditanggung
korporasi itu sendiri? Oleh sebab itu,pemerintah harus berprinsip bahwa korporasi bertanggung jawab secara mutlak
terhadap dampak yang ditimbulkannya.Jika tidak, masa depan pengelolaan SDA kita akan semakin runyam.(*)

Oleh: GURGUR MANURUNG
sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/opini/lapindo-dan-lingkungan-2
gambar: http://www.greenpeace.org/raw/image_full/seasia/en/photosvideos/photos/view-of-the-mud-

Sekilas Tentang Gunug Krakatau

Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik. Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:




"Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula…. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulai Sumater"

Pakar geologi B.G. Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer. Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi. Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.

Munculnya Gunung Krakatau
Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau. Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-28 Agustus 1883.

Letusan Gunung Krakatau
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, meledaklah gunung itu. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geoghrapic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluh-lantakkan dalam sejarah manusia moderen. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. Sedangkan buku The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah. Selain itu, ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru. Akibat letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut. Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Anak Krakatau
Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki. Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 7.500 inci atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut. Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan. Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil, hanya ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini. Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya.

Source : http://www.krakatau-island.com

Keganasan Tsunami Yang Sesungguhnya

Asal kata TSUNAMI
Tsunami berasal dari kata ??; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan" adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.



Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.



Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteotsunami yang ketinggiannya beberapa meter diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam



Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.



Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.



Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Syarat terjadinya tsunami akibat gempa
* Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
* Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
* Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turu
Sistem Peringatan Dini

Sistem peringatan dini tsunami adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mendeteksi tsunami kemudian memberikan peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Sistem ini umumnya terdiri dari dua bagian penting yaitu jaringan sensor untuk mendeteksi tsunami serta infrastruktur jaringan komunikasi untuk memberikan peringatan dini adanya bahaya tsunami kepada wilayah yang diancam bahaya agar proses evakuasi dapat dilakukan secepat mungkin.




Ada dua jenis sistem peringatan dini tsunami yaitu sistem peringatan dini tsunami internasional dan sistem peringatan dini tsunami regional. Gelombang tsunami memiliki kecepatan antara 500 sampai 1.000 km/j (sekitar 0,14 sampai 0,28 kilometer per detik) di perairan terbuka, sedangkan gempa bumi dapat dideteksi dengan segera karena getaran gempa yang memiliki kecepatan sekitar 4 kilometer per detik (14.400 km/j). Getaran gempa yang lebih cepat dideteksi daripada gelombang tsunami memungkinan dibuatnya peramalan tsunami sehingga peringatan dini dapat segera diumumkan kepada wilayah yang diancam bahaya. Akan tetapi sampai sebuah model yang dapat secara tepat menghitung kemungkinan tsunami akibat gempa bumi ditemukan, peringatan dini yang diberikan berdasarkan perhitungan gelombang gempa hanya dapat dipertimbangkan sebagai sekedar peringatan biasa saja. Agar lebih tepat, gelombang tsunami harus dipantau langsung di perairan terbuka sejauh mungkin dari garis pantai, dengan menggunakan sensor dasar laut secara real time.Sistem peringatan dini tsunami pertama kali dibuat di Hawaii pada 1920-an.

Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.

Tanah Longsor Di Peru 10 Orang Tewas, 30 Hilang


Lima - 10 orang meninggal dunia dan 30 orang lainnya hilang dalam sebuah musibah tanah longsor. Menurut Petugas SAR setempat, seluruh korban tinggal di sebuah desa tambang kecil di Lima, Peru.


"Kami menemukan 10 korban tewas dan 5 orang luka parah. Kami tidak tahu persis berapa orang yang hilang tetapi sekitar 30 atau 35 orang hilang," kata petugas pertahanan sipil setempat, Victor Ibanez, seperti dikutip AFP, Selasa (3/3/2009).

Petugas dari Carabaya, Nanci Rossell, yang berada di Lima, menjelaskan bahwa pihaknya meminta kementerian yang menangani tata wilayah untuk mengirimkan helikopter bantuan. Daerah tersebut sulit dijangkau melalui jalan darat. Desa tersebut hanya berisi sedikit penduduk, sekitar 50 orang, dan sebagian dari mereka bekerja sebagai penambang.

"Tanah longsor itu terjadi antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 07.00 waktu setempat," kata Carlos Martin, manajer tambang Huanchumay, seperti dikutip AFP.
"Tanah longsor disebabkan hujan yang sangat deras di daerah terebut," kata petugas pertahanan sipil setempat, Victor Ibanez. (van/rdf)

BADAI IKE, AMERIKA SERIKAT dan KARIBIA

Badai atau Hurricane Ike adalah badai ketiga paling dahsyat yang melanda Amerika dalam sejarah.Sebenarnya, badai Ike hanya satu dari lima badai besar yang melan da kawasan Atlantik Utara tahun lalu, selain 16 jenis angin ribut tropika. Badai Ike menyerang sejak tanggal 1 hingga 16 September 2008, merenggut 164 nyawa dan menyebabkan lagi 202 warga Amerika Serikat kehilangan tempat tinggal.


Badai Ike dengan rentang lebar sapuan lebih dari 600 mil ( 1.000 kilometer) menyapu daratan Texas. Dengan rentang sapuan yang sangat besar tadi (1.000 kilometer secara relatif sama dengan lebar Texas), badai Ike bisa dipastikan menyapu keseluruhan Texas. Dan Galveston serta Houston, dua kota di Texas yang paling dekat dengan Teluk Meksiko menjadi korban pertama dan paling parah. Berkat teknologi monitoring badai yang kian canggih, peringatan pemerintah akan bahaya Badai Ike ini berhasil membuat hampir sejuta penduduk diseluruh pesisir Texas mengungsi keluar kota menuju tempat yang lebih aman ke arah pedalaman.

Saat menyapu daratan, Badai Ike membawa gelombang air laut setinggi 20 kaki (7 meter) dan memporakporandakan kota yang dilaluinya. Galveston terendam air setinggi hampir 2,5 Meter. (Menurut sejarah, tahun 1900 juga terjadi badai dengan ukuran yang sama dan mengakibatkan jatuhnya korban manusia sebanyak 6.000 jiwa). Badai Ike bergerak maju dengan kecepatan sekitar 18 kilometer/jam dan kecepatan angin didalam lingkar badai sekitar 175 kilometer/jam. Tiupan badai yang kencang diperkirakan akan meluluhlantakkan sebagian besar rumah, gedung, listrik serta prasarana umum, serta merendam kota selama berminggu-minggu. Banyak pihak memprediksi bahwa Badai Ike ini akan mengakibatkan jumlah kerugian yang sangat besar, bahkan mungkin terbesar selama dua dasawarsa terakhir.

Sebelumnya di Haiti dan Kuba badai Ike telah meninggalkan jejak-jejak kerusakan besar. Tanpa sempat pulih dari badai Hanna dan Gustav yang berturut-turut menerpa, Kuba dilanda badai selama 40 jam. Seluruh Kuba merasakan dampak badai Ike. 30.000 rumah hancur dan sekitar 170.000 rumah lainnya mengalami kerusakan. Daftar kerusakannya panjang: jalan, jembatan, industri, lokasi turisme, pelabuhan, sekolah, rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan masyarakat.